Ahok dan Jokowi menjadi sasaran serang dari seorang Prabowo Subianto.
Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengatakan kalau partainya tak akan diam dan membela rakyat yang tertindas. Prabowo menyatakan kalau pada saat ini kondisi lembaga penting negara
di Indonesia mulai goyah satu per-satu. Ia memberikan salah satu
contohnya yaitu soal kasus pembelian Rumah Sakit Sumber Waras.
Tetapi, Prabowo menganggap kalau banyak elite politik yang seperti
pura-pura buta serta tak mau tahu soal kasus yang menyeret Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Hal yang sudah terlihat jelas ada sebagian elite yang tidak mau tahu
atau pura-pura tidak tahu dan ingin mengelabui kita,” ucap Prabowo
Prabowo bahkan juga menyalahkan pemerintah karena kasus korupsi dan perekonomian dianggap masih menjadi masalah utama.
Ia mengaku sangat prihatin atas korupsi yang ada di Indonesia, namun para elite di negeri ini seperti pura-pura tak tahu.
“Sendi-sendi kehidupan bangsa lembaga negara, institusi penting satu
per satu tergoyahkan. Hal sudah jelas di depan mata tidak benar, tidak
adil sebagian elit pura-pura tidak mau tahu, pura-pura tidak tahu
ataupun pura-pura ingin mengelabui rakyat kita,” tegas Prabowo. Kutipan hatree.me, Ia menginginkan untuk Partai Gerindra bisa menjadi partai yang membawa solusi untuk permasalahan rakyat.
“Kita juga tidak tinggal diam saja melihat ketidakadilan. Dan kalau
kita lihat penindasan terhadap rakyat kecil Gerindra tidak boleh tinggal
diam membela yang lemah,” tambah Prabowo. Ia juga menambahkan kalau Gerindra merupakan partai yang bersih dengan mendapatkan kursi lewat cara yang baik.
“Kita tidak mau jadi partai mencari kursi, kursi kekuasan akan kita
rebut dengan baik, terhormat, halal, demokratis konstitusional, dan
kekuasaan kita gunakan sebesar-besarnya untuk rakyat seluruhnya,”
ucap Prabowo. Ia juga sempat menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pemimpin
yang hanya bisa melontarkan janji, namun tak memiliki uang untuk
membangun.
“Boleh para pimpinan para tokoh politik, boleh berdiri dan terus
berjanji akan ini, akan itu artinya itu bukan program aksi tapi program
akan, itu bukan pemimpin tetapi itu adalah pejuang akan, akan ini akan
itu, tapi uangnya enggak ada,” ucap Prabowo.
Ia pun juga mengkritik pemerintah yang sampai dengan saat ini tak dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Kita harus mengerti keadaan yang kita alami sekarang bangsa kita,
bukan keadaan yang menggembirakan, kita lihat cita-cita yang baik,
keberhasilan yang baik dari segi undang-undang ini baru langkah
sedikit,” tutup Prabowo Subianto. Ekonom dari BCA, David Sumual menyatakan bahwa Indonesia tumbuh sebanyak 5,1 – 5,2 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif kuat. Cina melambat. Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina juga. Indonesia cenderung akselerasi,” ucap David dikutip hatree.me.
Untuk investasi, Senior Ekonom ADB, Priasto Aji menyatakan kalau naiknya belanja modal pemerintah ke infrastruktur bakal memberikan sentimen yang positif atas perekonomian.
Menurut data yang dimiliknya, investasi pemerintah terus meningkat setiap waktunya. “Tapi kami sadar pendapatan dari minyak dan gas
(migas) akan turun. Tapi tax collection juga sudah mulai ditingkatkan.
Perkiraan kami, defisit anggaran mencapai 2,8 persen terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB),” tutupnya.