JAKARTA-Pendamping ahli relawan "Teman Ahok", I Gusti Putu Artha, menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok harus menentukan keputusan jalur yang dipilihnya untuk Pilkada DKI 2017 pada Juni ini.

Sebab, banyak persiapan yang harus dilakukan setelah itu.

"Menurut pandangan saya, seluruh keputusan politik harus selesai bulan Juni. Pak Ahok mau mengambil keputusan apa, segera lakukan pada bulan Juni," ujar Putu di Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (24/6/2016) malam.

Setelah itu, pada Juli nanti, Ahok harus menyiapkan tim untuk persiapan pemilu dan kampanye Pilkada, yaitu melalui gabungan tim relawan dan partai politik pendukungnya.

"Pilihan apapun yang dibentuk pada bulan Juni, maka infrastruktur tim pemenangan kampanye di level relawan dikumpulkan semua, di level partai politik dikawinkan semua, harus selesai bulan Juli," kata dia.

Jika Ahok memilih jalur perseorangan, tim harus disiapkan untuk mengawal verifikasi KTP dan pemantauan DPT. Begitu pun jika Ahok memilih jalur parpol, tim juga harus disiapkan untuk mengawal DPT.

"Kalau jalur partai politik, maka persoalan DPT bisa dikawal lalu tidak terjadi kecurangan-kecurangan hanya karena kita tidak memantau 'lapangan sepak bola' yang akan dipakai final," tutur Putu.

Kemudian, pada Agustus, tim pemenangan Ahok harus mulai melakukan persiapan kampanye.

"Bulan Agutus tim akan disibukan oleh pencalonan plus persiapan untuk kampanye, apakah melalui media sosial, lapangan, dan seterusnya. Maka, langkah ini yang harus kita konsolidasikan," ucapnya.

Ahok memiliki dua tiket untuk maju pada Pilkada DKI 2017. Di jalur perseorangan, Teman Ahok telah mengumpulkan 1 juta KTP.

Sementara di jalur parpol, Ahok didukung oleh Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar. Kursi ketiga parpol tersebut di DPRD DKI Jakarta telah mencukupi untuk mengusung Ahok pada Pilkada DKI 2017.

Namun, hingga saat ini Ahok belum mendeklarasikan jalur mana yang akan dipilihnya. Dia akan bertemu dengan Tim Ahok terlebih dahulu untuk membicarakan hal tersebut. [red]

Categories: