AKTUAL - Mudik menggunakan sepeda motor tentunya tidak disarankan karena bisa membahayakan. Apalagi motor yang umumnya digunakan pemudik tidak didesain untuk perjalanan jauh.
 
Kalaupun terpaksa pulang kampung dengan sepeda motor, pemudik harus banyak istirahat di perjalanan. Pulihkan stamina selama istirahat sehingga bisa tetap konsentrasi saat perjalanan. Hal ini penting, apalagi rute yang dihadapi dalam perjalanan beragam, termasuk kondisi lalu lintas lancar yang bisa memancing pemudik untuk memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

Setiap dua jam perjalanan, pemudik harus menepi untuk istirahat dan melakukan senam ringan. Jangan paksakan berkendara dalam kondisi lelah atau motor mengalami masalah. Penyebab kecelakaan saat mengendarai motor tidak hanya disebabkan karena kelelahan, namun juga faktor teknis.

Sebelum digunakan mudik, pastikan semua komponen motor sudah diperiksa agar siap digunakan. Untuk mengurangi risiko kecelakaan, berikut tips yang diberikan Technical Service Analyst Astra Motor, Rangga Noviar:

1. Periksa tekanan angin ban dan alurnya 
Tekanan angin ban yang tidak sesuai dengan standar yang sudah ditentukan dapat membuat pengendaraan tidak nyaman, bahkan bisa membuat motor kehilangan kendali. Pastikan tekanan angin ban baik untuk berkendara sendiri maupun berboncengan, yaitu di kisaran 29 psi untuk ban depan dan 33 psi untuk ban belakang.
Selain tekanan angin, pemudik juga wajib mengecek alur ban. Pemudik bisa melihat indikator keausan ban dari tanda segitiga di sisi luar ban.

2. Ganti atau bersihkan busi dan periksa tutupnya
Untuk berkendara, khususnya jarak jauh, busi merupakan komponen vital yang harus diperiksa. Pastikan usia pakai busi belum mencapai maksimal 8.000 kilometer dan bunga api yang dihasilkan masih bagus. Untuk pemeriksaan ini pemudik disarankan untuk membawa motor ke bengkel untuk diperiksa.

Cap atau tutup busi pun jangan sampai ketinggalan. Sebab cap busi yang retak atau karetnya sudah keras, dapat menyebabkan aliran listrik dari ignition coil ke busi tidak sempurna, terutama saat terkena air. 

3. Periksa rantai roda atau drive belt
Rantai roda dan drive belt wajib diperiksa, terutama dari keausan dan usia pakainya. Pastikan rantai roda mencengkram kuat ke sprocket atau gear dengan baik. Rantai roda yang sudah aus tidak akan mencengkram dengan baik, hal ini bisa menyebabkan rantai terlepas dari gear bahkan berpotensi putus. Begitu juga dengan drive belt pada skuter matik. Komponen ini memiliki batas usia pakai yaitu maksimal 24 ribu km. Jangan paksakan melebihi dari kilometer tersebut agar performa motor masih bisa optimal.

4. Periksa fungsi rem dan ketebalannya
Tidak jarang kecelakaan kendaraan motor akibat fungsi rem yang tidak maksimal. Untuk itu, piranti rem mulai dari handle, pedal, hingga rem itu sendiri, jangan sampai luput dari pemeriksaan. Pastikan semua komponen mekanik dan hidrolis berfungsi dengan baik. Jika perlu, ganti minyak dan kampas rem sebelum dipakai untuk mudik.

5. Cek kapasitas oli mesin
Jika menghadapi kondisi macet, beberapa motor masih mengandalkan pendinginan udara untuk mendinginkan mesin. Dalam kondisi ini, kerja oli akan semakin berat untuk melumasi komponen yang bergerak. Untuk itu periksa kapasitas oli agar sesuai dengan standar ukuran motor dan jika perlu lakukan penggantian oli sesuai rekomendasi pabrikan.

6. Cek lampu
Para pemudik tidak hanya berkendara di siang hari, tapi terkadang terpaksa melanjutkan perjalanan di malam hari. Lampu menjadi penanda bagi sepeda motor untuk belok dan melakukan pengereman, jadi pastikan lampu berfungsi sebagaimana mestinya dan ukurannya sesuai standar.

Jangan menggunakan mika lampu transparan untuk lampu belakang karena akan membahayakan pengemudi di belakangnya. Jangan pula menggunakan lampu dengan daya sinar terlampau terang karena akan menyilaukan pengendara lain di lawan arah.[tx]

Categories:

Leave a Reply