JAKARTA - Besarnya ekonomi Indonesia, tidak mencerminkan kesejahteraan rakyatnya. Mayoritas masyarakat yang masih belum mapan harus segera dibangun, agar kesenjangan menyempit, Indonesia pun lebih cepat menjadi negara maju.

Saat ini, Indonesia berada di urutan ke-16 dalam perekonomian dunia. PDB Indonesia sekitar USD900 miliar, tiga kali lipat lebih besar dari Singapura yang hanya sebesar USD300 miliar. Namun bila dibagi dengan jumlah penduduknya, pendapatan per kapita Indonesia sekitar USD3.500, sementara Singapura sekitar USD50.000.

“Dari sisi kesejahteraan, Singapura 16 kali lipat dari Indonesia,” kata Hary Tanoesoedibjo (HT), Ketua Umum Partai Perindo, Senin (27/6). Hal tersebut diungkapkan HT dalam kapasitasnya sebagai Dewan Penasihat Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Nasional dalam pembukaan Rakernas Bamag.

Pendapatan per kapita Indonesia yang sekitar USD3.500, jauh dari batasan minimum negara maju yang sebesar USD12.000. “Inilah yang harus jadi perjuangan kita semua rakyat Indonesia, mempersempit kesenjangan sosial, meningkatkan kesejahteraan khususnya masyarakat yang belum mapan,” kata HT.

Dia meyakini dengan cara tersebut, Indonesia bisa lebih cepat menjadi negara maju, kemakmuran yang merupakan cita-cita bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 bisa diwujudkan.

HT mengungkapkan, saat ini ekonomi Indonesia hanya ditopang oleh segelintir orang. Dari total sekitar 250 juta penduduk, hanya sekitar satu juta lebih penduduk yang membayar pajak. Sebab, mayoritas penduduk masih belum mapan.

Dengan membangun masyarakat yang belum mapan tersebut menjadi produktif, penggerak ekonomi akan menjadi semakin banyak. Artinya, kontributor pemasukan negara dalam bentuk pajak pun semakin banyak. “Pada akhirnya akan terefleksi pada pembayar pajak menjadi dua juta, tiga juta, lima juta atau 20 juta orang,” tuturnya. Dia berharap seluruh elemen bisa bersama dalam membangun masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, HT berpesan agar Bamag bisa berfungsi ke dalam, mempersatukan umat hingga lebih solid. Kedua, Bamag bisa menjangkau ke luar. “Bisa menjadi garam dan terang, memberi manfaat bagi masyarakat luas,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPD RI Irman Gusman menekankan pentingnya persatuan dalam membangun Indonesia. “Dengan saling bersinergi, bangsa kita akan menjadi bangsa yang tangguh. Dan bukan tidak mungkin tahun 2030 atau 15 tahun dari sekarang ekonomi kita akan mampu mengalahkan ekonomi Jerman dan Perancis,” ungkapnya.

Irman menambahkan, Indonesia harus dikelola sebagai rumah. Membangunnya harus bersama-bersama dengan ideologi Pancasila. “Mari kita bangun masa depan yang lebih baik,” katanya. tx

Categories: