Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai massa yang berunjuk rasa menolak kedatangannya untuk meresmikan ruang publik terpadu ramah anak di Jalan Wacung, Kelurahan Penjaringan, pada Kamis sore berasal dari kelompok yang sama dengan orang-orang yang pernah melakukan penolakan serupa di sejumlah tempat.

"Orang yang sama yang menamakan masyarakat utara. Sejak itulah mereka ngomong, pokoknya kalau Ahok resmikan (RPTRA) mana pun enggak boleh, kecuali Wakil (Djarot Saiful Hidayat yang meresmikan). Emangnya siapa lu, gitu lho," kata gubernur yang memiliki sapaan akrab Ahok itu di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 24 Juni 2016.

Ahok mengungkapkan, Wali Kota Jakarta Utara dan pihak Satuan Polisi Pamong Praja menyarankan dirinya untuk tidak hadir dalam peresmian RPTRA kemarin. Sebab, sudah ada massa yang mengatasnamakan organisasi masyarakat utara akan menghalangi Ahok.
 
Namun Ahok tetap datang meresmikan RPTRA untuk memenuhi tugas negara. "Emangnya negara diatur oleh massa? Mau cara preman apa negara ini? Ya, saya tetap datang, polisi tanggung jawab," ujarnya.

Unjuk rasa kemarin sempat berlangsung ricuh. Setelah Ahok selesai meresmikan RPTRA, demonstran yang menunggu di Jalan Wacung sempat melempari kendaraan yang digunakan Ahok dengan batu. Demonstran lain yang menunggu di depan Jalan Bandengan juga ikut menghadang mobil Ahok, tapi dihalau petugas kepolisian.

Namun Ahok mengaku kendaraannya tidak terkena lemparan batu. Ia berujar, ketika tiba di sana pun, dia sempat membuka kaca mobil walaupun sudah dilarang. "Enggak apa-apa. Mobil enggak kena, sih. Saya buka kaca, kok. Ada yang salaman, foto, saya tungguin," tuturnya.

Menurut Ahok, tindakan yang dilakukan sekelompok orang tersebut merupakan tindakan pengecut. Apalagi ia juga melihat ada beberapa pendemo yang masih anak-anak. "Jangan-jangan pegang KJP (Kartu Jakarta Pintar) lagi tuh anak-anak. Kasihan diperalat gitu," ucapnya. "Sampai sana saja salam-salaman, anak-anak masih sebagian takut, kabur. Tapi ibu-ibu sebagian masih ajak foto, salaman." (tex)
 

Categories: