Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menyebut jumlah korban tewas
bencana alam tanah longsor dan banjir mencapai 46 orang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo
Budhi Hardjono memastikan bahwa korban meninggal dalam kejadian bencana
alam tanah longsor dan banjir pada Sabtu, 18 Juni 2016 malam berjumlah
46 orang. Dari jumlah itu, pada proses evakuasi hari pertama Minggu
(19/6/2016) kemarin, tim SAR berhasil mengevakuasi sebanyak 27 orang.
Berikut data lokasi bencana dan jumlah korban yang berhasil ditemukan.
Di Dusun Desa Karangrejo, Kecamatan Loano di evakuasi sebanyak sembilan
korban. Kemudian di Desa Donorati, Kecamatan Purworejo ditemukan
sebanyak tiga orang.
Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Purworejo berhasil dievakuasi sebanyak lima
orang, di Desa Mranti dua orang, Desa Pacekelan sebanyak dua orang.
Desa Jelok, Kecamatan Kaligesing ditemukan tiga korban. Dan di tiga desa
masing-masing Desa Tangkisan, Berjan dan Desa Bagelen ditemukan satu
orang korban meninggal.
Proses evakuasi hari pertama sudah dihentikan tadi pukul 17.00 WIB dan
akan dilanjutkan besok pagi. “Terpaksa harus kami hentikan pencarian
korban yang tertimbun tanah sebab kondisi cuaca mendung. Kami kawatir
akan terjadi turun hujan,” imbuh Budhi Hardjono.
Sementara itu, data berbeda dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB). BNPB menyebut bencana banjir dan tanah longsor yang
terjadi di 16 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, telah menyebabkan
35 korban tewas, 25 korban hilang, 14 korban luka-luka.
Selain itu, bencana juga menyebabkan ratusan rumah rusak serta kerugian
ekonomi hingga miliaran rupiah. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyebut data tersebut terhimpun hingga
Minggu (19/6/2016) pukul 17.30 WIB. Dari bencana yang terjadi itu,
wilayah Kabupaten Purworejo paling banyak terdapat korban jiwa; terinci
19 tewas, 25 orang hilang dan 11 luka-luka.
Rinciannya; longsor dengan korban jiwa terjadi 5 lokasi. Di Desa
Karangrejo, Kecamatan Loano terdapat sembilan tewas, enam hilang dan 1
luka-luka, sedangkan akibat banjir empat tewas, dua hilang dan tujuh
luka-luka. Di Desa Pacekelan Kecamatan Purworejo terdapat satu tewas dan
satu luka-luka.
Di Desa Jelog, Kecamatan Kaligesing ada dua orang hilang, di Desa
Sidomulyo, Kecamatan Purworejo ada satu tewas dan empat hilang,
sedangkan di Desa Donorati Kecamatan Purworejo terdapat empat tewas, 11
hilang dan 2 luka-luka.
“Sebagian besar banjir telah surut, sedang pencarian korban tertimbun
longsor masih dilakukan serempak di beberapa titik longsor,” ungkapnya
melalui siaran pers, Minggu petang.
Sementara itu BNPB menyebut ada 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah
mengalami banjir dan longsor. Masing-masing; Purworejo, Banjarnegara,
Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen, Wonosobo,
Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar, dan Kota
Solo.
Sementara, di lokasi lain terinci; Kabupaten Banjarnegara 6 tewas dan 3
luka-luka; Kebumen 7 tewas; Sukoharjo 1 tewas; Rembang 1 tewas dan
Banyumas 1 tewas. Sebagian besar korban meninggal dan hilang akibat
longsor yaitu dari 35 tewas karena longsor, sementara 4 tewas akibat
hanyut banjir.
Lokasi longsor, sebut Sutopo, cukup sulit dijangkau. Khususnya jalan
menuju Desa Donorati, kondisinya rusak dan terdampak longsor. Ini
menyebabkan alat berat tidak dapat digunakan untuk mencari korban.
Pencarian dilakukan dengan manual oleh ratusan personil SAR gabungan.
Kepala Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) Kantor SAR Semarang,
Agus Haryono, mengatakan timnya sudah bergabung bersama Tim SAR Gabungan
di Kebumen dan Purworejo untuk keperluan evakuasi. Kantor SAR Semarang
juga tengah melakukan evakuasi terhadap warga yang terkena banjir di
Kendal dan Solo.
Dia mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi telah menyebabkan para
korban tewas dan beberapa luka-luka akibat longsor di wilayah berbeda.
Para korban ini dari lokasi longsor di Purworejo, Kebumen dan
Banjarnegara. (sumber)
Categories:
Peristiwa