Direktur Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahean menilainya
pemikiran beberapa elit dan penguasa Tanah Air telah masuk kelompok
akut. Bagaimana tidak, para pejabat negara jadi semakin meletakkan
bangsa yang besar ini sebagai satu objek yang layak diperlakukan
semaunya tanpa ada harus peduli kalau bangsa ini ditempati sekitar 250
juta jiwa lebih.

Sesat fikir yang pertama yaitu sesat fikir ekonomi. Menurut dia,
penguasa saat ini demikian bernafsu untuk selalu menumpuk hutang dengan
cara besar besaran. Baca : EWI : Jokowi begitu terobsesi bangun
infrastruktur dari utang, mungkin saja dia merasa bukanlah dia yang
bayar
Lalu, sambung Ferdinand, sesat fikir ke-2 yaitu sesat fikir politik. Jokowi, kata dia, ketika pilpres dahulu begitu berapi-api menyebutkan akan bangun koalisi yang ramping dan koalisi yang tidak bebrapa untuk kekuasaan. Tetapi, saat ini sebenarnya jadi demikiansebaliknya.
“Sesat fikir yang luar biasa saat Jokowi terasa akan dapat melakukan
perbaikan bangsa ini dengan menggenggam Golkar yang mana pengurusnya
bertabur catatan kriminal yang mengerikan. Bahkan juga sang Ketum Setya
Novanto terdaftar dengan sederet permasalahan. Mengapa Jokowi merasa
akan dapat melakukan perbaikan bangsa ini dengan bekerja bersama dengan
beberapa kriminal? Sungguh sesat fikir yang begitu akut, ” katanya.
Terlepas dari dua sesat fikir di atas, kata Ferdinand, ada banyak sesat
fikir yang lain seperti membebaskan tenaga kerja cina menyerbu Indonesia
dengan alasan pertandingan. Lapangan kerja yang seharusnya untuk
beberapa golongan pengangguran dinegara ini pada akhirnya dicaplok oleh
tenaga kerja Cina berbalut investasi.
“Jika Jokowi merasa kalau bangsa ini akan maju dengan serbuan tenaga
kerja Cina dan menumpuk hutang, jadi disitulah Jokowi telah sesat fikir
dan harus dilawan, ”
“Jika Jokowi merasa kalau Jakarta akan maju di bawah gubernur Cina
sampai selalu membela Ahok, jadi disitulah Jokowi sesat fikir. Tentu
siapa saja harus bangkit untuk membebaskan negeri ini dari cengkeraman
penguasa yang sesat fikir, ” pungkas Ferdinand.
sumber : http://www.indonesiabagus07.com