Perwakilan Kesultanan Banten menantang
mereka yang tidak sepakat dengan razia warung makan di bulan Ramadhan.
Terutama menyoal pernyataan Wapres JK yang tidak sepakat dengan razia
warung makan di bulan Ramadhan.
Tb A.Abbas Wasse, salah satu keturunan Sultan Banteng menilai pernyataan
JK yang membolehkan rumah makan buka puasa tidak sesuai dengan ajaran
agama Islam dan tak memahami toleransi antar umat beragama.
“Kita merazia para pedagang, di situ untuk menghormati orang Islam
berpuasa,” kata Tb. Abbas di Masjid Agung Banten, Kecamanatan Kasemen,
Kota Serang, Senin (13/06/2016).
Abbas menyinggung perayaan Nyepi yang semua orang wajib menaati, hingga Bandara Bali tutup selama Hari Raya Umat Hindu itu.
“Hari Nyepi itu bukan orang saja yang disuruh Nyepi, pesawat aja disuruh
diam. Kalau berbicara pelanggaran HAM, berapa kebutuhan orang untuk
berangkat ke satu daerah yang menggunakan pesawat,” kata Abbas.
“Mestinya Pak JK berbicara HAM secara utuh, harus adil, sebagai seorang
Wapres berbicara di republik ini. Kalau perlu, saya mengajak JK
berdiskusi soal Islam,” tantangnya.
Sebagaimana diketahui, JK menentang penyisiran oleh Satpol PP terhadap
pemilik restoran atau warung makan yang buka selama Ramadhan.
Pernyataan JK itu menanggapi ramai pemberitaan tentang razia Warteg Ibu
Saeni (53) oleh Satpol PP Kota Serang pada Rabu 08 Juni 2016 karena
berjualan makanan pada siang hari.
Tokoh Banten lainnya yang juga Wakil Ketua Relawan Pemberantas Maksiat
(RPM) Banten, KH. Yusuf, menambahkan organisasi masyarakat, kiai dan
ulama di Banten mendukung tutupnya warung makan selama bulan Ramadhan di
siang hari.
(Sumber)
Categories:
Nasional